1.
Pengertian
Perkembangan Motorik
·
Menurut Hurlock (1998) – perkembangan motorik:
perkembangan pengendalian gerak jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat
syaraf dan otot yang terkoordinasi. Pengendalian berasal dari perkembangan
refleksi dan kegiatan massa yang ada pada waktu lahir.
·
Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1992) – perkembangan:
proses perubahan kapasitas fungsional atau kemampuan kerja organ-organ tubuh ke
arah keadaan yang makin terorganisasi dan terspesialisasi. Perkembangan terjadi
dalam bentuk perubahan kualitatif, kuantitatif atau kedua-duanya secara
serempak. Perkembangan gerak “motor development”: suatu proses sejalan
dengan bertambahnya usia – secara bertahap dan bersinambung gerakan individu
meningkat dari sederhana, tidak terorganisasi, tidak terampil – keterampilan
gerak yang kompleks dan terorganisasi dengan baik – penyesuaian keterampilan –
proses penuaan.
·
Menurut Zulkifli (2001) - perkembangan motoris:
gerakan-gerakan tubuh yang dimotori dengan kerjasama antara otot, otak dan
saraf. Ciri-ciri gerakan motoris: gerak dilakukan dengan tidak sengaja, tidak
ditujukan untuk maksud-maksud tertentu. Gerak yang dilakukan tidak sesuai untuk
mengangkat benda dan gerak serta.
·
Menurut Keogh – perkembangan gerak: perubahan kompetensi
atau kemampuan gerak dari mulai bayi (infancy) sampai masa dewasa (adulthoud)
serta melibatkan berbagai aspek perilaku manusia, kemampuan gerak dan aspek
perilaku yang ada pada manusia mempengaruhi perkembangan gerak dan perkembangan
gerak sendiri mempengaruhi kemampuan dan perilaku manusia.
2. Keterampilan Motorik
Hal penting dalam
mempelajari keterampilan motorik:
a.
Kesiapan
b.
kesempatan belajar
c.
kesempatan berpraktek
d.
model yang baik
e.
bimbingan
f.
motivasi
Cara umum
mempelajari keterampilan motorik:
a.
belajar coba dan galat (trial and error)
b.
meniru
c.
pelatihan
d.
Kategori fungsi keterampilan motorik
e.
keterampilan bantu (self-help)
f.
keterampilan bantu sosial (social-helf)
g.
keterampilan bermain
h.
keterampilan sekolah
3. Berbagai Pandangan Mengenai Perkembangan Motorik Anak
v Fisik atau tubuh manusia merupakan
system organ yang komples dan sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk
pada periode prenatal (dalam kandungan). Kuhlen dan Thomshon. 1956 (Yusuf,
2002) mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek,
yaitu (1) system syaraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan
emosi; (2) otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan
motorik; (3) kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah
laku baru, seperti pada remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam
suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis; dan (4)
struktur fisik/tubuh yang meliputi tinggi, berat dan proposi.
v Usia emas dalam perkembangan motorik
adalah middle childhood atau masa anak-anak, seperti yang diungkapkan Petterson
(1996). During middle childhood, the body and brain undergo important growth
changes, leading to better motor coordinator, greater strength and more
skilfull problem-solving. Health and nutrition play an important part in these
biological developments. Pada usia ini, kesehatan fisik anak mulai stabil. Anak
tidak mengalami sakit seperti uasia sebelumnya. Hal ini menyebabkan
perkembangan fisik jadi lebih maskimal dari pada usia sebelumnya. The period of
middle childhood, from age six to age twelve is, also remarkably free from
desease. The average child suffers fewer bouts of illness than during the years
before school entry, and the risk of death for a contemporary Australian or New
Zealand child is lower than at any earlier or later period during the life
span. (Petterson, 1996) Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan
perkembangan motorik anak. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan
tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan
spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik
kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar
atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan
sebagainya. Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot
halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan
untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan,
mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua
kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal. .
Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otak lah yang mensetir setiap gerakan yang dilakukan anak.Semakin matangnya perkembangan system syaraf otak yang mengatur otot m,emungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak. Perkembangan motorik anak dibagi menjadi dua:
Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otak lah yang mensetir setiap gerakan yang dilakukan anak.Semakin matangnya perkembangan system syaraf otak yang mengatur otot m,emungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak. Perkembangan motorik anak dibagi menjadi dua:
v 1. Keterampilan atau gerakan kasar
seperti berjalan, berlari, mmelompat, naik turun tangga.
v 2. Keterampilan motorik halus atau
keterampilan manipulasi seperti menulis, menggambar, memotong, melempar dan
menagkap bola serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan (Curtis,1998;
Hurlock, 1957 dalam Yusuf 2002)
Perkembangan motorik berbeda dari setiap individu, ada orang yang perkembangan motoriknya sangat baik, seperti para atlit, ada juga yang tidak seperti orang yang memiliki keterbatasan fisik. Gender pun memiliki pengaruh dalam hal ini, sesuai dengan pendapat Sherman (1973) yang menyatakan bahwa anak perempuan pada usia middle childhood kelenturan fisiknya 5 %- 10 % lebih baik dari pada anak laki-laki, tapi kemampuan fisik atletis seperti lari, melompat dan melempar lebih tinggi pada anak laku-laki dari pada perempuan.
Perkembangan motorik berbeda dari setiap individu, ada orang yang perkembangan motoriknya sangat baik, seperti para atlit, ada juga yang tidak seperti orang yang memiliki keterbatasan fisik. Gender pun memiliki pengaruh dalam hal ini, sesuai dengan pendapat Sherman (1973) yang menyatakan bahwa anak perempuan pada usia middle childhood kelenturan fisiknya 5 %- 10 % lebih baik dari pada anak laki-laki, tapi kemampuan fisik atletis seperti lari, melompat dan melempar lebih tinggi pada anak laku-laki dari pada perempuan.
v Perkembangan motorik beriringan
dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak, Motor
development comes about through the unfolding of a genetic plan or maturation
(Gesell, 1934 dalam Santrock, 2007). Anak usia 5 bulan tentu saja tidak akan
bisa langsung berjalan. Dengan kata lain, ada tahapan-tahapan umum tertentu
yang berproses sesuai dengan kematangan fisik anak.
Teori yang menjelaskan secara detai tentang sistematika motorik anak adalah Dynamic System Theory yang dikembangkan Thelen & whiteneyerr. Teori tersebut mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak harus mempersepsikan sesuatu di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut untuk bergerak. Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan anak. Misalnnya ketika anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam otaknnya bahwa dia ingin memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, yaitu bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil mendapatkan apa yang di tujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya.
“…….to develop motor skill, infants must perceive something in the environment that motivates them to act and use their perceptions to fine-tune their movement. Motor skills represent solutions to the infant’s goal.”
Teori tersebut pun menjelaskan bahwa ketika bayi di motivasi untuk melakukan sesuatu, mereka dapat menciptakan kemampuan motorik yang baru, kemampuan baru tersebut merupakan hasil dari banyak factor, yaitu perkembangan system syaraf, kemampuan fisik yang memungkinkannya untuk bergerak, keinginan anak yang memotivasinya untuk bergerak, dan lingkungan yang mendukung pemerolehan kemampuan motorik. Misalnya, anak akan mulai berjalan jika system syarafnya sudah matang, proposi kaki cukup kuat menopang tubuhnya dan anak sendiri ingin berjalan untuk mengambil mainannya. Selain berkaitan erat dengan fisik dan intelektual anak, kemampuan motorik pun berhubungan dengan aspek psikologis anak. Damon & Hart, 1982 (Petterson 1996) menyatakan bahwa kemampuan fisik berkaitan erat dengan self-image anak. Anak yang memiliki kemampuan fisik yang lebih baik di bidang olah raga akan menyebabkan dia dihargai teman-temannya. Hal tersebut juga seiring dengan hasil penelitian yang dilakukan Ellerman, 1980 (Peterson, 1996) bahwa kemampuan motorik yang baik berhubungan erat dengan self-esteem
Teori yang menjelaskan secara detai tentang sistematika motorik anak adalah Dynamic System Theory yang dikembangkan Thelen & whiteneyerr. Teori tersebut mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak harus mempersepsikan sesuatu di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut untuk bergerak. Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan anak. Misalnnya ketika anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam otaknnya bahwa dia ingin memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, yaitu bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil mendapatkan apa yang di tujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya.
“…….to develop motor skill, infants must perceive something in the environment that motivates them to act and use their perceptions to fine-tune their movement. Motor skills represent solutions to the infant’s goal.”
Teori tersebut pun menjelaskan bahwa ketika bayi di motivasi untuk melakukan sesuatu, mereka dapat menciptakan kemampuan motorik yang baru, kemampuan baru tersebut merupakan hasil dari banyak factor, yaitu perkembangan system syaraf, kemampuan fisik yang memungkinkannya untuk bergerak, keinginan anak yang memotivasinya untuk bergerak, dan lingkungan yang mendukung pemerolehan kemampuan motorik. Misalnya, anak akan mulai berjalan jika system syarafnya sudah matang, proposi kaki cukup kuat menopang tubuhnya dan anak sendiri ingin berjalan untuk mengambil mainannya. Selain berkaitan erat dengan fisik dan intelektual anak, kemampuan motorik pun berhubungan dengan aspek psikologis anak. Damon & Hart, 1982 (Petterson 1996) menyatakan bahwa kemampuan fisik berkaitan erat dengan self-image anak. Anak yang memiliki kemampuan fisik yang lebih baik di bidang olah raga akan menyebabkan dia dihargai teman-temannya. Hal tersebut juga seiring dengan hasil penelitian yang dilakukan Ellerman, 1980 (Peterson, 1996) bahwa kemampuan motorik yang baik berhubungan erat dengan self-esteem
4.
Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perkembangan Motorik
Anak
- Kematangan Kemampuan anak melakukan gerakan motorik sangat ditentukan oleh kematangan syaraf yangmengatur gerakan tersebut. Pada waktu anak dilahirkan, syaraf-syaraf yang ada di pusat susunansyarat belum berkembang dan berfungsi sesuai dengan fungsinya, yaitu mengontrol gerakan-gerakanmotorik. Pada usia ± 5 tahun syaraf-syaraf ini sudah mencapai kematangan, dan menstimulasiberbagai kegiatan motorik. Otot-otot besar mengontrol gerakan motorik kasar, seperti berjalan,berlari, melompat dan berlutut, berkembang lebih cepat bila dibandingkan dengan otot-otot halusyang mengontrol kegiatan motorik halus, seperti menggunakan jari-jari tangan untuk menyusunpuzzel , memegang pensil atau gunting membentuk dengan plastisin atau tanah liat, dan sebagainya.
- Urutan Pada usia 5 tahun anak telah memiliki kemampuan motorik yang bersifat kompleks, yaitukemampuan untuk mengkoordinasikan gerakan motorik dengan seimbang seperti berlari sambi lmelompat, mengendarai sepeda.
- Latihan Beberapa kebutuhan anak usia dini yang berkaitan dengan pengembangan motoriknya perlu dilakukan latihan dengan bimbingan guru. Banyak latihan motorik kasar maupun motorik halus. Kebutuhan untuk bergerak dan kebutuhan untuk mengungkapkan perasaan terdapat pada tiapinsan sejak dilahirkan. Kedua kebutuhan tersebut dapat disalurkan dengan bermain, melalui prgorampelatihan gerakan bagi anak usia dini.
- Motivasi Motivasi yang datang dari dalam diri anak perlu didukung dengan motivasi yang datang dariluar. Misalnya, dengan memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan berbagai kegiatan gerakmotorik serta menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan anak.Pengaruh kesempatan dan kebebasan anak untuk bergerak pada usia muda mengandungimplikasi terhadap pentingnya perkembangan keterampilan gerak anak. Kurangnya kesadaran orangdewasa termasuk guru-guru akan hal ini mengakibatkan langsung terhadap berkurangnya keuntunganyang dapat diperoleh, terutama untuk mencegah pengaruh yang menghambat tumbuh-kembang anaksecara keseluruhan.d.
- Pengalaman Perkembangan gerakan merupakan dasar bagi perkembangan berikutnya. Latihan danpendidikan gerak pada anak usia dini lebih ditujukan bagi pengayaan gerak, pemberian pengalamanyang membangkitkan rasa senang dalam suasana riang gembira anak.
Peranan Perkembangan
Motorik Terhadap Faktor Psikologi Sosial Anak
- Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang.Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar danmenangkap bola atau memainkan alat-alat mainan.
- Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulanpertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempatke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjangperkembangan rasa percaya diri.
- Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Padausia prasekolah atau usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis,menggambar, melukis, dan baris-berbaris.
- Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapatbergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan)
5.
Deskripsi
Perkembangan Motorik Anak Usia 3-5 tahun
Pada usia 5 tahun, rentang konsentrasi anak menjadi agak lama. Kemampuan mereka untuk berfikir dan memecahkan masalah juga semakin berkembang. Anak dapat memusatkan diri pada tugas-tugas dan berusaha untuk memenuhi standar mereka sendiri. Secara fisik, pada usia ini fisik anak sangat lentur dan tertarik pada senam dan olah raga yang teratur. Mereka mengembangkan kemampuan motorik yang lebih baik. Kegiatan-kegiatan seperti memakai baju, menggunting, menggambar dan menulis lebih mudah dilakukan. Secara terperinci, deskripsi perkembangan fisik anak usia 3-5 tahun adalah sebagai berikut.
Tahap Perkembangan Motorik Anak Usia
Tahap Perkembangan Tiga tahun
·
Berdiri di atas salah satu kaki selama 5-10 detik
·
Berdiri di atas kaki lainnya selama beberapa saat
·
Menaiki dan menuruni tangga, dengan berganti-ganti dan berpeganngan pada
peganngan tangga
·
Berlari berputar-putar tanpa kendala
·
Melompat ke depan dengan dua kaki 4 kali
·
Melompat dengan salah satu kaki 5 kali
·
Melompat dengan sebelah kaki lainnya dalam satu lompatan
·
Menendang bola ke belakang dan ke depan dengan mengayunkan kaki
·
Menangkap bola yang melambung dengan mendekapnya ke dada
·
Mendorong, menarik dan mengendarai mainan beroda atau sepeda roda tiga
·
Mempergunakan papan luncur tanpa bantuan
·
Membangun menara yang terdiri dari 9 atau 10 kotak
·
Menjiplak garis vertical, horizontal dan silang
·
Menjiplak lingkaran
·
Mempergunakan kedua tangan untuk mengerjakan tugas.
·
Memegang kertas dengan satu tangan dan memepergunakan gunting untuk
memotong selembar kertas berukuran 5 inci persegi menjadi dua bagian.
Empat tahun
·
Berdiri di atas satu kaki selama 10 detik
·
Berjalan maju dalam satu garis lurus dengan tumit dan ibu jari sejauh 6
kaki
·
Berjalan mundur dengan ibu jari ke tumit
·
Lomba lari
·
Melompat ke depan 10 kali
·
Melompat kebelakang sekali
·
Bersalto/ berguling ke depan
·
Menendang secara terkoordinasi ke belakang dank e depan dengan kaki terayun
dan tangan mengayun kea rah berlawanan secara bersamaan.
·
Dengan dua tangan menangkap bola yang dilemparkan dari jarak 3 kaki
·
Melempar bola kecil dengan kedua tangan ke pada seseorang yang berjarak 4-6
kaki darinya
·
Membangun menara setinggi 11 kotak
·
Menggambar sesuatu yang berarti bagi anak tersebut. Dapat dikenali orang
lain
·
Mempergunakan gerakan-gerakan jemari selama permainan jari
·
Menjiplak gambar kotak
·
Menulis beberapa huruf
Lima tahun
·
Berdiri di atas kaki yang lainnya selama 10 detik
·
Berjalan di atas besi keseimbangan ke depan, ke belakang dan ke samping
·
Melompat ke belakang dengan dua kali berturut-turut
·
Melompat dua meter dengan salah satu kaki
·
Mengambil satu atau dua langkah yang teratur sebelum menendang bola
·
Menangkap bola tennis dengan kedua tangan
·
Melempar bola dengan memutar badan dan melangkah ke depan
·
Mengayun tanpa bantuan
·
Menangkap dengan mantap
·
Menulis nama depan
·
Membangun menara setinggi 12 kotak
·
Mewarnai dengan garis-garis
Diadaptasi dari CRI (1997)
Perkembangan motorik anak bisa di
pantau dengan melakukan suatu tes. Tes yang umum dilakukan untuk memantau
perkembangan motorik adalah tes Denver. Tes ini membagi perkembangan anak jadi
empat, yaitu perkembangan personal sosial, perkembangan bahasa, serta
perkembangan motorik kasar dan motorik halus adaptif. Perkembangan bayi akan
diamati setiap 1 bulan sekali. Sedangkan balita, atau tepatnya setelah anak
menginjak usia 2 tahun ke atas, cukup 3 bulan sekali. Tes Denver merupakan
checklist untuk mempermudah pemantauan akan perkembangan anak, apakah anak
sesuai dengan perkembangan usianya saat itu atau tidak.
6.
Peningkatan
kemampuan psikososial dan perkembangan motorik
Anak usia 12-18 bulan :
- mulai mampu berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah
- menyusun 2 atau 3 kotak
- dapat mengatakan 5-10 kata
- memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing
Anak usia 18-24 bulan :
- mampu naik turun tangga
- menyusun 6 kotak
- menunjuk mata dan hidungnya
- menyusun dua kata
- belajar makan sendiri
- menggambar garis di kertas atau pasir
- mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil
- menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang yang lebih besar
- memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka
Anak usia 2-3
Anak usia 12-18 bulan :
- mulai mampu berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah
- menyusun 2 atau 3 kotak
- dapat mengatakan 5-10 kata
- memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing
Anak usia 18-24 bulan :
- mampu naik turun tangga
- menyusun 6 kotak
- menunjuk mata dan hidungnya
- menyusun dua kata
- belajar makan sendiri
- menggambar garis di kertas atau pasir
- mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil
- menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang yang lebih besar
- memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka
Anak usia 2-3
tahun :
- anak belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki
- membuat jembatan dengan 3 kotak
- mampu menyusun kalimat
- mempergunakan kata-kata saya
- Bertanya
- mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya
- menggambar lingkaran
- bermain dengan anak lain
- menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya
Implikasi keperawatan : keamanan sangat penting. Strategi untuk mencegah risiko keselamatan harus dilakukan secara seimbang agar perkembangan anak tetap optimal.
4. Pre sekolah (3-6 tahun)
Dunia pre sekolah berkembang. Selama bermain, anak mencoba pengalaman baru dan peran sosial. Pertumbuhan fisik lebih lambat.
Anak usia 3-4 tahun:
- berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga
- berjalan pada jari kaki
- belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri
- menggambar garis silang
- menggambar orang (hanya kepala dan badan)
- mengenal 2 atau 3 warna
- bicara dengan baik
- bertanya bagaimana anak dilahirkan
- mendengarkan cerita-cerita
- bermain dengan anak lain
- menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudaranya
- dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana.
Anak usia 4-5 tahun :
- mampu melompat dan menari
- menggambar orang terdiri dari kepala, lengan dan badan
- dapat menghitung jari-jarinya
- mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita
- minat kepada kata baru dan artinya
- memprotes bila dilarang apa yang diinginkannya
- membedakan besar dan kecil
- menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa.
Anak usia 6 tahun:
- ketangkasan meningkat
- melompat tali
- bermain sepeda
- menguraikan objek-objek dengan gambar
- mengetahui kanan dan kiri
- memperlihatkan tempertantrum
- mungkin menentang dan tidak sopan
Implikasi keperawatan : beri kesempatan untuk bermain dan berinteraksi sosial
5. Usia sekolah (6-12 tahun)
Kelompok teman sebaya mempengaruhi perilaku anak. Perkembangan fisik, kognitif dan sosial meningkat. Anak meningkatkan kemampuan komunikasi.
Anak usia 6-7 tahun :
- membaca seperti mesin
- mengulangi tiga angka mengurut ke belakang
- membaca waktu untuk seperempat jam
- anak wanita bermain dengan wanita
- anak laki-laki bermain dengan laki-laki
- cemas terhadap kegagalan
- kadang malu atau sedih
- peningkatan minat pada bidang spiritual
Anak usia 8-9 tahun:
- kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
- menggunakan alat-alat seperti palu
- peralatan rumah tangga
- ketrampilan lebih individual
- ingin terlibat dalam segala sesuatu
- menyukai kelompok dan mode
- mencari teman secara aktif
Anak usia 10-12 tahun:
- pertambahan tinggi badan lambat
- pertambahan berat badan cepat
- perubahan tubuh yang berhubungan dengan pubertas mungkin tampak
- mampu melakukan aktivitas seperti mencuci dan menjemur pakaian sendiri
- memasak, menggergaji, mengecat
- menggambar, senang menulis surat atau catatan tertentu
- membaca untuk kesenangan atau tujuan tertentu
- teman sebaya dan orang tua penting
- mulai tertarik dengan lawan jenis
- sangat tertarik pada bacaan, ilmu pengetahuan
Implikasi keperawatan : memberikan waktu dan energi agar anak dapat mengejar hoby dan aktivitas sekolah. Mengakui dan mendukung prestasi anak.
6. Remaja (12-18/20 tahun)
- Konsep diri berubah sesuai dengan perkembangan biologi
- Mencoba nilai-nilai yang berlaku
- Pertambahan maksimum pada tinggi,berat badan
- Stres meningkat terutama saat terjadi konflik
- Anak wanita mulai mendapat haid, tampak lebih gemuk
- Berbicara lama di telepon, suasana hati berubah-ubah (emosi labil), kesukaan seksual mulai terlihat
- menyesuaikan diri dengan standar kelompok
- anak laki-laki lebih menyukai olahraga, anak wanita suka bicara tentang pakaian, make-up
- hubungan anak-orang tua mencapai titik terendah, mulai melepaskan diri dari orang tua
- Takut ditolak oleh teman sebaya
- Pada akhir masa remaja : mencapai maturitas fisik, mengejar karir, identitas seksual terbentuk, lebih nyaman dengan diri sendiri, kelompok sebaya kurang begitu penting, emosi lebih terkontrol, membentuk hubungan yang menetap.
Implikasi keperawatan: bantu remaja untuk mengembangkan kemampuan koping atau strategi mengatasi konflik.
7. Dewasa muda (20-40 tahun)
- Gaya hidup personal berkembang.
- Membina hubungan dengan orang lain
- Ada komitmen dan kompetensi
- Membuat keputusan tentang karir, pernikahan dan peran sebagai orang tua
- Individu berusaha mencapai dan menguasai dunia, kebiasaan berpikir rasional meningkat
- pengalaman pendidikan, pengalaman hidup dan kesempatan dalam pekerjaan meningkat.
Implikasi keperawatan : menerima gaya hidup yang mereka pilih, membantu dalam penyesuaian diri, menerima komitmen dan kompetensi mereka, dukung perubahan yang penting untuk kesehatan.
8. Dewasa menengah (40-65 tahun)
- Gaya hidup mulai berubah karena perubahan-perubahan yang lain, seperti anak meninggalkan rumah
- anak-anaknya telah tumbuh dewasa dan mulai meninggalkan rumah
- dapat terjadi perubahan fisik seperti muncul rambut uban, garis lipatan pada muka, dan lain-lain
- waktu untuk bersama lebih banyak
- Istri menopause, pria ingin merasakan kehidupan seks dengan cara menikah lagi (dangerous age).
Implikasi keperawatan: bantu individu membuat perencanaan sebagai antisipasi terhadap perubahan hidup, untuk menerima faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kesehatan dan fokuskan perhatian individu pada kekuatan, bukan pada kelemahan.
9. Dewasa tua
- Young-old (tua-muda), 65-74 tahun : beradaptasi dengan masa pensiun (penurunan penghasilan), beradaptasi dengan perubahan fisik, dapat berkembang penyakit kronik.
Implikasi keperawatan: bantu individu untuk menjaga aktivitas fisik dan sosialnya, mempertahankan interaksi dengan kelompok sebayanya.
- Middle-old (tua-menengah), 75-84 tahun : diperlukan adaptasi terhadap penurunan kecepatan dalam pergerakan, kemampuan sensori dan peningkatan ketergantungan terhadap orang lain.
Implikasi keperawatan: bantu individu untuk menghadapi kehilangan (pendengaran, penglihatan, kematian orang tercinta).
- Old-old (tua-tua), 85 tahun keatas : terjadi peningkatan gangguan kesehatan fisik.
Implikasi keperawatan : bantu individu dalam perawatan diri dan mempertahankan kemampuan mandirinya jika memungkinkan
- anak belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki
- membuat jembatan dengan 3 kotak
- mampu menyusun kalimat
- mempergunakan kata-kata saya
- Bertanya
- mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya
- menggambar lingkaran
- bermain dengan anak lain
- menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya
Implikasi keperawatan : keamanan sangat penting. Strategi untuk mencegah risiko keselamatan harus dilakukan secara seimbang agar perkembangan anak tetap optimal.
4. Pre sekolah (3-6 tahun)
Dunia pre sekolah berkembang. Selama bermain, anak mencoba pengalaman baru dan peran sosial. Pertumbuhan fisik lebih lambat.
Anak usia 3-4 tahun:
- berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga
- berjalan pada jari kaki
- belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri
- menggambar garis silang
- menggambar orang (hanya kepala dan badan)
- mengenal 2 atau 3 warna
- bicara dengan baik
- bertanya bagaimana anak dilahirkan
- mendengarkan cerita-cerita
- bermain dengan anak lain
- menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudaranya
- dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana.
Anak usia 4-5 tahun :
- mampu melompat dan menari
- menggambar orang terdiri dari kepala, lengan dan badan
- dapat menghitung jari-jarinya
- mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita
- minat kepada kata baru dan artinya
- memprotes bila dilarang apa yang diinginkannya
- membedakan besar dan kecil
- menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa.
Anak usia 6 tahun:
- ketangkasan meningkat
- melompat tali
- bermain sepeda
- menguraikan objek-objek dengan gambar
- mengetahui kanan dan kiri
- memperlihatkan tempertantrum
- mungkin menentang dan tidak sopan
Implikasi keperawatan : beri kesempatan untuk bermain dan berinteraksi sosial
5. Usia sekolah (6-12 tahun)
Kelompok teman sebaya mempengaruhi perilaku anak. Perkembangan fisik, kognitif dan sosial meningkat. Anak meningkatkan kemampuan komunikasi.
Anak usia 6-7 tahun :
- membaca seperti mesin
- mengulangi tiga angka mengurut ke belakang
- membaca waktu untuk seperempat jam
- anak wanita bermain dengan wanita
- anak laki-laki bermain dengan laki-laki
- cemas terhadap kegagalan
- kadang malu atau sedih
- peningkatan minat pada bidang spiritual
Anak usia 8-9 tahun:
- kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
- menggunakan alat-alat seperti palu
- peralatan rumah tangga
- ketrampilan lebih individual
- ingin terlibat dalam segala sesuatu
- menyukai kelompok dan mode
- mencari teman secara aktif
Anak usia 10-12 tahun:
- pertambahan tinggi badan lambat
- pertambahan berat badan cepat
- perubahan tubuh yang berhubungan dengan pubertas mungkin tampak
- mampu melakukan aktivitas seperti mencuci dan menjemur pakaian sendiri
- memasak, menggergaji, mengecat
- menggambar, senang menulis surat atau catatan tertentu
- membaca untuk kesenangan atau tujuan tertentu
- teman sebaya dan orang tua penting
- mulai tertarik dengan lawan jenis
- sangat tertarik pada bacaan, ilmu pengetahuan
Implikasi keperawatan : memberikan waktu dan energi agar anak dapat mengejar hoby dan aktivitas sekolah. Mengakui dan mendukung prestasi anak.
6. Remaja (12-18/20 tahun)
- Konsep diri berubah sesuai dengan perkembangan biologi
- Mencoba nilai-nilai yang berlaku
- Pertambahan maksimum pada tinggi,berat badan
- Stres meningkat terutama saat terjadi konflik
- Anak wanita mulai mendapat haid, tampak lebih gemuk
- Berbicara lama di telepon, suasana hati berubah-ubah (emosi labil), kesukaan seksual mulai terlihat
- menyesuaikan diri dengan standar kelompok
- anak laki-laki lebih menyukai olahraga, anak wanita suka bicara tentang pakaian, make-up
- hubungan anak-orang tua mencapai titik terendah, mulai melepaskan diri dari orang tua
- Takut ditolak oleh teman sebaya
- Pada akhir masa remaja : mencapai maturitas fisik, mengejar karir, identitas seksual terbentuk, lebih nyaman dengan diri sendiri, kelompok sebaya kurang begitu penting, emosi lebih terkontrol, membentuk hubungan yang menetap.
Implikasi keperawatan: bantu remaja untuk mengembangkan kemampuan koping atau strategi mengatasi konflik.
7. Dewasa muda (20-40 tahun)
- Gaya hidup personal berkembang.
- Membina hubungan dengan orang lain
- Ada komitmen dan kompetensi
- Membuat keputusan tentang karir, pernikahan dan peran sebagai orang tua
- Individu berusaha mencapai dan menguasai dunia, kebiasaan berpikir rasional meningkat
- pengalaman pendidikan, pengalaman hidup dan kesempatan dalam pekerjaan meningkat.
Implikasi keperawatan : menerima gaya hidup yang mereka pilih, membantu dalam penyesuaian diri, menerima komitmen dan kompetensi mereka, dukung perubahan yang penting untuk kesehatan.
8. Dewasa menengah (40-65 tahun)
- Gaya hidup mulai berubah karena perubahan-perubahan yang lain, seperti anak meninggalkan rumah
- anak-anaknya telah tumbuh dewasa dan mulai meninggalkan rumah
- dapat terjadi perubahan fisik seperti muncul rambut uban, garis lipatan pada muka, dan lain-lain
- waktu untuk bersama lebih banyak
- Istri menopause, pria ingin merasakan kehidupan seks dengan cara menikah lagi (dangerous age).
Implikasi keperawatan: bantu individu membuat perencanaan sebagai antisipasi terhadap perubahan hidup, untuk menerima faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kesehatan dan fokuskan perhatian individu pada kekuatan, bukan pada kelemahan.
9. Dewasa tua
- Young-old (tua-muda), 65-74 tahun : beradaptasi dengan masa pensiun (penurunan penghasilan), beradaptasi dengan perubahan fisik, dapat berkembang penyakit kronik.
Implikasi keperawatan: bantu individu untuk menjaga aktivitas fisik dan sosialnya, mempertahankan interaksi dengan kelompok sebayanya.
- Middle-old (tua-menengah), 75-84 tahun : diperlukan adaptasi terhadap penurunan kecepatan dalam pergerakan, kemampuan sensori dan peningkatan ketergantungan terhadap orang lain.
Implikasi keperawatan: bantu individu untuk menghadapi kehilangan (pendengaran, penglihatan, kematian orang tercinta).
- Old-old (tua-tua), 85 tahun keatas : terjadi peningkatan gangguan kesehatan fisik.
Implikasi keperawatan : bantu individu dalam perawatan diri dan mempertahankan kemampuan mandirinya jika memungkinkan
7.
STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK DAN KECERDASAN ANAK
Perkembangan merupakan proses yang
terjadi pada setiap mahkluk. Perkembangan anak meliputi seluruh perubahan, baik
perubahan fisik, perkembangan kognitif dan psikososial. Perkembangan fisik berkaitan
dengan perkembangan gerakan motorik, yakni perkembangan gerakan tubuh melalui
kegiatan yang terkoordinir antara saraf, otak, otot, tulang dan lainnya.
Stimulasi adalah adalah
rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir (bahkan sebaiknya sejak di
dalam kandungan) dilakukan setiap hari, untuk merangsang semua sistem indera
(pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan). Selain itu harus
pula merangsang gerak kasar dan halus kaki, tangan dan jari-jari, mengajak
berkomunikasi, serta merangsang perasaan yang menyenangkan bayi dan anak-anak.
Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa anak yang kurang kasih sayang dan kurang stimulasi
akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangannya serta kesulitan
dalam berinteraksi dengan orang lain. Stimulasi yang diberikan pada anak selama
tiga tahun pertama (golden age) akan memberikan pengaruh yang sangat
besar bagi perkembangan otaknya dan menjadi dasar pembentuk kehidupan
yang akan datang. Semakin dini stimulasi yang diberikan, maka perkembangan anak
akan semakin baik. Semakin banyak stimulasi yang diberikan maka pengetahuan
anak akan menjadi luas sehingga perkembangan anak semakin optimal. Disebutkan
juga bahwa jaringan otak anak yang banyak mendapat stimulasi akan berkembang
mencapai 80% pada usia 3 tahun. Sebaliknya, jika anak tidak pernah diberi
stimulasi maka jaringan otak akan mengecil sehingga fungsi otak akan menurun.
Hal inilah yang menyebabkan perkembangan anak menjadi terhambat.
Berbagai kegiatan yang dilakukan sehari-hari
dalam mengurus dan merawat anak dapat menjadi sarana untuk memberikan beraneka
jenis stimulasi untuk memicu perkembangan otaknya. Stimulasi yang
diberikan akan diterima oleh panca indera dan selanjutnya akan
disampaikan ke otak. Bagi otak maupun panca indera anak yang belum mencapai
tingkat perkembangan yang optimal, stimulasi tersebut merupakan pelajaran
baru. Hal ini akan memicu otak belajar, menganalisa, memahami dan
memberikan respon yang tepat terhadap stimulasi tersebut. Kegiatan stimulasi
meliputi berbagai kegiatan untuk merangsang perkembangan anak seperti melatih
gerakan, bicara, berpikir, mandiri serta bergaul. Stimulasi dapat dilakukan
oleh orang tua atau keluarga lainnya. Tujuan stimulasi yaitu membantu
anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal atau sesuai dengan yang
diharapkan.
Tabel 2. Contoh Stimulasi
Perkembangan Anak Berdasarkan Tahapan Usia
|
|
I
|
Bayi 0-1 bulan
|
|
1. Ketika bayi rewel dipeluk dengan kasih saying
|
|
2. Meletakan benda yang bergerak-gerak di atas bayi
|
|
3. Melatih menelungkupkan bayi
|
|
4. Mengajak bayi tersenyum
|
II
|
Bayi 1-4 bulan
|
|
1. Bayi dipeluk, dicium, dinyanyikan lagu dan dibuainya
|
|
2. Bayi diajak bicara, menirukan gerak dan mimik bayi, diperdengarkan suara
lainnya
|
|
3. Melatih bayi membalik badan (ditelungkupkan)
|
|
4. Melatih bayi mengenggam
|
III
|
Bayi 4-6 bulan
|
|
1. Melatih bayi didudukan
|
|
2. Melatih bayi menggunakan kedua tangan memegang benda
|
|
3. Melatih bayi menirukan bunyi agar ditirukan
|
|
4. Melatih bayi menirukan bunyi (main ci-luk-ba, da-da)
|
IV.
|
Bayi 6-9 bulan
|
|
1. Melatih mengangkat bayi untuk berdiri
|
|
2. Melatih bayi memasukan/mengeluarkan benda dari suatu wadah
|
|
3. Memperlihatkan gambar dan menyebutkan namanya
|
|
4. Mengajak bayi dengan cara/bentuk permainan bersama-sama
|
V.
|
Bayi 9-12 bulan
|
|
1. Melatih bayi berjalan berdiri
|
|
2. Melatih bayi menggelindingkan bola
|
|
3. Melatih bayi corat-coret menggambar
|
|
4. Mengajak bayi makan bersama keluarga
|
VI
|
Bayi 12-18 bulan
|
|
1. Malatih anak naik turun tangga (rumah)
|
|
2. Bermain melempar dan menangkap bola
|
|
3. Melatih menunjuk dan menyebut bagian tubuh
|
|
4. Memberi kesempatan anak melepas baju
|
VII
|
Bayi 18-24 bulan
|
|
1. Melatih keseimbangan anak berdiri dengan satu kaki bergantian
|
|
2. Melatih anak menggambar bulatan, segitiga
|
|
3. Melatih anak mau menceritakan apa yang dilihatnya
|
|
4. Melatih anak tentang kebersihan diri (buang air kecil/besar pada
tempatnya)
|
|
5. Mengajak anak bermain bola dan melompatnya
|
|
6. Mengajak untuk ikut bernyanyi
|
VIII
|
Bayi 2-3 tahun
|
|
1, Melatih anak berdiri dengan satu kaki
|
|
2. Melatih anak menyusun balok
|
|
3. Melatih anak mengenal bentuk benda dan warnanya
|
|
4. Melatih anak tentang kebersihan diri seperti mencuci kaki, buang air
kecil/besar di toilet
|
|
5. Melatih anak dibaju sendiri
|
|
6. Sering mengajak anak keluar (tempat bermain, toko, kebun binatang,
dll)
|
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa
tahapan perkembangan anak berbeda-beda pada setiap tahapan umur sehingga
jenis stimulasi yang diberikan juga berbeda-beda. Sebenarnya stimulasi
pada anak sudah dapat dilakukan sejak bayi lahir bahkan sejak dalam
kandungan. Menyusui ASI merupakan salah satu jenis stimulasi yang bisa
diberikan pada bayi yang dapat merangsang indera pengecap bayi. Jenis
stimulasi lain yang dapat merangsang indera pengecap bayi adalah pemberian
makanan tambahan yang mulai diberikan pada usia 6 bulan. Pada tabel dibawah ini
disajikan contoh-contoh stimulasi yang harus dilakukan sesuai dengan tahapan
umurnya.
Stimulasi harus
dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dan kegembiraan antara pengasuh dan
anak-anak. Jangan memberikan stimulasi dengan terburu-terburu, memaksakan
kehendak pengasuh, tidak memperhatikan minat atau keinginan bayi/balita, atau bayi-balita
sedang mengantuk, bosan atau ingin bermain yang lain. Pengasuh yang sering
marah, bosan, sebal, maka tanpa disadari akan memberikan rangsang emosional
yang negatif. Karena pada prinsipnya semua ucapan, sikap dan perbuatan pengasuh
adalah merupakan stimulasi yang direkam, diingat dan akan ditiru oleh anak.
8. Stimulasi Kecerdasan Multiple (Multiple Inteligence)
Kecerdasan multipel (multiple
inteligensia) adalah berbagai jenis kecerdasan yang dapat dikembangkan pada
anak, antara lain verbal-linguistic (kemampuan menguraikan pikiran dalam
kalimat-kalimat, diskusi, tulisan), logical–mathematical (kemampuan menggunakan
logika-matematik dalam memecahkan berbagai masalah), visual spatial (kemampuan
berpikir tiga dimensi), bodily-kinesthetic (ketrampilan gerak, menari,
olahraga), musical (kepekaan dan kemampuan berekspresi dengan bunyi, nada,
melodi, irama), intrapersonal (kemampuan memahami dan mengendalikan diri
sendiri), interpersonal (kemampuan memahami dan menyesuaikan diri dengan orang
lain), naturalist (kemampuan memahami dan memanfaatkan lingkungan).
Tabel 2.
Contoh Stimulasi Kecerdasan Multiple
|
|
I
|
Verbal-linguistic
(kecerdasan berbahasa verbal)
|
|
1. Diajak bercakap-cakap
|
|
2. Dibacakan buku cerita berulang-ulang
|
|
3. Menyanyi lagu anak-anak
|
|
4. Dirangsang untuk berbicara dan
bercerita
|
II
|
Logical–mathematical (kecerdasan
logika-matematik)
|
|
1. Menyusun balok
|
|
2. Merangkai
|
|
3. Menghitung mainan
|
|
4. Main Puzzle
|
|
5. Permainan komputer
|
III
|
Visual spatial (kecerdasan visual)
|
|
1. Mengamati gambar, foto
|
|
2. Belajar melipat dan menggambar
|
|
3. Bermain rumah-rumahan
|
|
4. Diajak permainan komputer
|
IV.
|
Bodily-kinesthetic (kecerdasan gerak tubuh)
|
|
1. Belajar berdiri satu kaki
|
|
2. Melatih jongkok, membungkuk
|
|
3. Belajar melompat, berlari, melempar, menangkap, menari
|
|
4. Mengajak anak pada olah raga permainan
|
V.
|
Musical (kecerdasan musikal)
|
|
1. Mengajak anak mendengarkan musik
|
|
2. Mengajak anak bernyanyi
|
|
3. Memainkan alat musik
|
|
4. Melatih anak mengikuti nada dan irama
|
VI
|
Interpersonal (kecerdasan
emosi inter-personal)
|
|
1. Mengajak anak bermain bersama dengan anak yang lebih tua dan muda
|
|
2. Melatih anak untuk meminjamkan mainan
|
|
3. Mengajak anak untuk bekerja sama membuat sesuatu
|
VII
|
Intrapersonal (kecerdasan emosi intra-personal)
|
|
1. Mengajak anak untuk menceritakan perasaannya
|
|
2. Melatih anak untuk belajar mengungkapkan keinginan
|
|
3. Mengajak ngobrol anak mengenai cita-cita
|
VIII
|
Naturalist (kecerdasan Naturalis)
|
|
1. Mengajak anak untuk memelihara tanaman di pot
|
|
2. Memelihara binatang
|
|
3. Wisata ke hutan, pantai, sungai dan gunung
|
|
4. Mengamati bulan, langit dan bintang
|
Bila anak mempunyai potensi bawaan
berbagai kecerdasan dan di stimulasi terus menerus sejak kecil dengan cara yang
menyenangkan dan jenis yang bervariasi maka anak kita akan mempunyai kecerdasan
yang multipel.
9.
Pengembngan Keterampilan anak kecil
Anak kecil merupakan massa yang ideal untuk mempelajari
keterampilan motorik tertentu. Masa ideal belajar keterampilan secara umum
berkisar antara usia 3 sampai dengan usia 13 tahun, terdapat beberapa alasan
sebagai berikut:
a.
Anak sedaang masanya suka
mengulang-ulang dan karenanya dengan senang hati mau mengulang aktivitas sampai
mereka terampil melakukannya.
b.
Anak-anak bersifat pemberani
sehingga tidak terhambat oleh rasa takut kalau dirinya mengalami sakit atau
diejek teman-temannya sebagaimana ditakuti anak yang lebih besar.
c.
Anak mudah dan cepat belajar
karena tubuh mereka masih sangat lentur dan keterampilan yang dimiliki baru
sedikit sehingga keterampilan yang baru dikuasai tidak mengganggu keterampilan
yang sudah ada.
d.
Mempunyai kecendrungan besar
untuk mengetahui sesuatu yang baru.
e.
Belum mempunyai banyak tugas
dan tanggung jawab.
Periode anak kecil dapat dianggap
sebagai “masa belajar keterampilan”. Apabila anak-anak tidak diberi kesempatan
mempelajari keterampilan tertentu, mereka akan kurang memiliki dasar
keterampilan yang telah dipelajari oleh teman-temannya. Dan akan kurang
memiliki motivasi untuk mempelajari berbagai keterampilan ketika diberi
kesempatan.
Keterampilan yang dipelajari anak
kecil, tergantung pada kesiapan kematangan, terutama kesempatan yang diberikan
untuk mempelajari dan bimbingan yang diperoleh dalam menguasai keterampilan
secara cepat dan efisien. Terdapat perbedaan jenis kelamin dalam jenis
keterampilan yang dipelajari anak-anak. Pada masa anak kecil, anak laki-laki
harus mempelajari keterampilan bermain yang secara berdaya sesuai dengan
kelompok anak laki-laki dan dilarang menguasai keterampilan yang dianggap lebih
sesuai untuk anak perempuan. Misalnya, mereka didorong untuk belajar bermain bola,
sebagaimana anak perempuan didorong untuk mempelajari keterampilan yang
berhubungan dengan perawatan rumah tangga. Meskipun terdapat sejumlah
perbedaan, setiap anak-anak umumnya belajar keterampilan umum tertentu,
walaupun saat mempelajarinya juga berbeda.
Keterampilan umum ini dapat dibagi
ke dalam dua kelompok besar yaitu:
a)
Keterampilan tangan
Keterampilan dalam makan dan
berpakaian sendiri yang dimulai pada masa bayi disempurnakan dalam masa anak
kecil. Kemajuan terbesar dalam keterampilan berpakaian umumnya antara usia 1,5
dan 3,5 tahun. Menyisir rambut dan mandi merupakan keterampilan yang mudah
dilakukan dalam periode ini. Pada saat anak-anak mencapai usia taman
kanak-kanak, mereka sudah harus bisa mandi dan berpakaian sendiri, mengikat
tali sepatu dan menyisir rambut dengan sedikit bantuan atau tanpa bantuan sama sekali. Antara usia 5
dan 6 tahun sebagian besar anak-anak sudah pandai melempar dan menangkap bola.
Mereka dapat menggunakan gunting, dapat membentuk tanah liat, membuat kue-kue
dan menjahit.
b)
Keterampilan kaki
Sekali anak dapat berjalan, ia
mengalihkan perhatian untuk mempelajari gerakan-gerakan yang menggunakan kaki.
Pada usia 5 atau 6 tahun anak belajar melompat dan berlari cepat. Mereka juga
sudah dapat memanjat. Antara usia 3 dan 4 tahun, naik sepeda roda tiga dan
berenang dapat dipelajari. Keterampilan kaki lain yang dikuasai anak-anak
adalah lompat tali, keseimbangan tubuh dalam berjalan diatas dinding atau
pagar, sepatu roda, bermain sepatu es dan menari
Masa anak kecil dapat dianggap
sebagai periode kritis dalam menentukan pilihan penggunaan tangan. Hal ini
disebabkan karena selama periode ini, anak-anak sampai tingkat tertentu
meninggalkan kecenderungan untuk menggantikan penggunaan tangan yang satu
dengan menggunakan tangan yang lain dan mulai memusatkan pada keterampilan satu
tangan tertentu dan tangan yang lain sebagai tangan pembantu. Ada bukti bahwa
kecenderungan lebih disukainya penggunaan tangan yang satu dari pada yang
lainnya belum sepenuhnya terbentuk sampai antara usia 3 dan 6 tahun. Hal ini
tidak berarti bahwa anak-anak tidak dapat mengubah dominasi tangan kalau
dikehendaki. Misalnya kalau anak kelas 1 ternyata mengalami kesulitan dalam
menggunakan tangan kirinya ketika ia berusaha meniru gurunya yang menulis
dengan tangan kanan di papan tulis, maka ia dapat berganti dengan menggunakan
tangan kanan sebagai tangan yang dominan kalau motivasinya cukup kuat. Namun,
dari tahun ke tahun kebiasaan menggunakan tangan yang satu menjadi semakin
kuat, sehingga mengubah kebiasaan penggunaan tangan semakin sulit.
10. Pengembangan Keterampilan
anak besar
Pada permulaan anak besar, anak-anak
mempunyai sejumlah besar keterampilan yang mereka pelajari salama tahun-tahun
prasekolah. Keterampilan yang dipelajari oleh anak-anak besar tergantung pada
a)
Lingkungan
b)
Kesempatan untuk bekerja
c)
Bentuk tubuh
d)
Apa yang sedang digemari oleh
teman-teman sebaya.
Perbedaan seks yang menonjol,
misalnya tidak hanya terdapat dalam keterampilan bermain tetapi juga dalam
tingkat kesempurnaan menampilkan permainan tersebut. Pada umumnya anak perempuan
melebihi anak laki-laki dalam berbagai keterampilan yang melibatkan otot-otot
yang lebih halus, seperti melukis, menjahit, menganyam, dan memukul palu,
sedangkan anak laki-laki pandai dalam berbagai keterampilan yang melibatkan
otot-otot yang lebih kasar, seperti melempar bola basket, menendang bola sepak
dalam jarak jauh dan melakukan lompat jauh.
a.
Kategori keterampilan anak besar
Keterampilan anak besar dapat dibagi kedalam empat
kategori, yaitu
1)
Keterampilan menolong diri
sendiri
Anak besar harus dapat makan, mandi,
dan berdandan sendiri hampir secepat dan semahir orang dewasa, dan keterampilan
yang dilakukan anak besar tidak
memerlukan perhatian sadar dari orang dewasa. Untuk anak kecil perhatian sadar
merupakan hal yang penting.
2)
Keterampilan menolong orang
lain
Keterampilan menurut kategori ini
bertalian dengan menolong orang lain. Dirumah mencakup membersihkan tempat
tidur, membersihkan debu dan menyapu, disekolah mencakup menggosongkan tempat
sampah dan membersihkan papan tulis, dan didalam kelompok bermain mencakup
menolong membuat rumah-rumahan atau merencanakan lapangan basket.
3)
Keterampilan sekolah
Di sekolah anak mengembangkan
berbagai keterampilan yang diperlukan untuk menulis, menggambar, melukis,
membentuk tanah liat, menari, mewarnai dengan krayon, menjahit, memasak, dan
pekerjaan tangan dengan menggunakan kayu.
4)
Keterampilan bermain
Anak besar belajar berbagai
keterampilan seperti melempar dan menangkap bola, naik sepeda, sepeda roda dan
berenang.
Keterampilan bermain lebih penting
bagi anak pada periode anak besar dibandingkan dengan pada saat menjelang
puber. Pada saat ini minat dalam aktivitas bermain berkurang dan digantikan
oleh minat dalam hiburan. Semua keterampilan anak besar mempengaruhi
sosialisasi secara langsung maupun tidak langsung. Meskipun keterampilan
menolong orang lain yang dipelajari dirumah seperti menyapu dan mencucui piring
tidak secara langsung membantu anak untuk mengadakan penyesesuaian diri yang
baik dengan teman-teman dan lingkungan
tetangga, namun secara tidak langsung dapat membantu dengan mengerjakan kepada
anak untuk bersikap kooperatif, suatu
sikap yang sangat berguna agar dapat diterima oleh kelompok teman-teman.
b.
Pilihan penggunaan tangan
Pada saat mencapai anak besar,
kebanyakan anak memakai tangan kidal atau tangan kanan yang lebih dominan,
sehingga mengubah pilihan penggunaan tangan tidak mudah dilakukan. Banyak anak
kidal menjadi ambidextrous, atau
cakap menggunakan ke dua belah tangan pada anak besar, meskipun ada
kecendrungan untuk lebih menyukai tangan kiri. Dalam mempelajari keterampilan
baru, baik keterampilan bermain dan sekolah, serigkali anak menemukan bahwa
lebih mudah baginya untuk mengikuti contoh bertangan kanan dari pada mencoba
menyesesuaikan contoh bertangan kanan kepada penggunaan tangan kiri.
Dengan demikian, beberapa
keterampilan dilakukan dengan tangan kanan, sedangkan keterampilan yang lain
dilakukan dengan tangan kiri. Karena banyak kesulitan yang dihadapi dalam
mengubah pilihan penggunaan tangan, maka sekali keterampilan sudah dikuasai,
sangat sedikit anak-anak kidal yang mau menguibah penggunaan tangan kanan pada
anak kecil. Timbulnya kesulitan dan gangguan emosional dalam mengubah
penggunaan tangan pada usia ini, guru sekolah dasar tidak memaksa anak mengubah
keterampilan tangan kanan. Guru mendorong anak kidal untuk mempelajari
keterampilan baru dengan menggunakan tangan kanan dan hanya kalau anak
menunjukkan keinginan yang kuat untuk mengubah penggunaan tangan kiri menjadi
tangan kanan barulah guru menolong atau mendorong untuk melakukannya.
c.
Koordinasi gerak dan penguasaan gerak dasar
Koordinasi gerak adalah kemampuan
untuk mengatur keserasian gerak bagian-bagian tubuh. Kemampuan ini berhubungan
dengan kemampuan kontrol tubuh. Individu yang koordinasi geraknya baik akan
mampu mengendalikan gerak tubuhnya
sesuai dengan kemauannya. Kemampuan koordinasi gerak dinilai berdasarkan
kemampuan melakukan gerakan-gerakan keterampilan. Pada masa anak besar
kemampuan ini berkembang dengan baik. Pertumbuhan fisik yang relatif lambat
dibandingkan masa anak kecil atau bayi, menguntungkan dalam hal peningkatan
koordinasi. Masa anak besar merupakan masa penyempurnaan keterampilan melakukan gerakan-gerakan dasar.
Gerakan-gerakan dasar yang sudah
mulai dapat dilakukan pada masa anak kecil makin dapat dilakukan dengan baik
dan semakin bervariasi pola gerakannya. Sampai usia kurang 11 tahun
keterampilan anak laki-laki dengan anak perempuan relatif belum besar
perbedaannya, namun ada kecenderungan bahwa anak laki-laki lebih dalam keterampilan yang memerlukan kekuatan
atau melibatkan otot-otot besar, sedangkan anak perempuan lebih baik dalam
keterampilan yang merlukan kecermatan atau melibatkan otot-otot halus.
Penguasaan gerak dasar terjadi sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan
fisik. Dengan pertumbuhan fisik yang semakin tinggi dan semakin besar atau
semakin berotot.
Peningkatan penguasaan gerak dasar dapat diidentifikasi
sebagai berikut:
1)
Mekanika tubuh dalam melakukan
gerakan semakin baik
2)
Kontrol dan kelancaran gerak
makin baik
3)
Pola atau bentuk gerakan makin
bervariasi
4)
Gerakan makin bertenaga
Macam-macam pola gerak yang dapat
dilakukan atau dikuasai pada masa anak besar, apabila memperoleh kesempatan
yang cukup untuk mempraktekannya adalah berjalan, berlari, mendaki atau
memanjat, meloncat, berjengket, mencongklang, menangkap, memukul,
memantul-memantul bola, dan berenang. Pada masa anak besar, gerakan-gerakan
tersebut umumnya sudah mampu dilakukan dengan bentuk gerakan menyerupai gerakan
orang dewasa. Perbedaannya hanya terletak pada pelaksanaan gerakan yang kurang
bertenaga.
11. Keterampilan remaja
Keterampilan gerak berkembang
sejalan dengan pertumbuhan ukuran tubuh, kemampuan fisik, dan perubahan fisiologis. Pada anak laki-laki
cenderung mengalami peningkatan keterampilan gerak yang lebih besar
dibandingkan dengan anak perempuan , karena dalam beberapa hal laki-laki
kondisinya lebih menguntungkan. Laki-laki terus meningkat dalam kemampuan gerak
yang memerlukan kekuatan, kecepatan, kelincahan, dan daya tahan. Kemampuan
gerak secara umum pada perempuan tidak mengalami peningkatan lagi sesudah
mensturasi. Koordinasi gerak yang penting untuk perkembangan kemampuan gerak
pada laki-laki cenderung terus meningkat sdangkan perempuan tidak berkembang
lagi setelah usia 14 tahun. Kecenderungan pertumbuhan fisik kearah tipe tubuh tertentu
juga mengakibatkan makin bervariasinya kemampuan gerak pada setiap individu.
Setiap tipe tubuh memiliki kecenderungan tertentu dalam kemungkinannya
menguasai macam-macam gerakan yang berbeda-beda. Masa remaja merupakan masa
yang tepat untuk meningkatkan ukuran tubuh, kemampuan fisik dan penyempurnaan
keterampilan gerak.
12. Pengembangan Keterampilan
remaja dan dewasa
1.
Keterampilan anak remaja
Keterampilan gerak berkembang
sejalan dengan pertumbuhan ukuran tubuh, kemampuan fisik, dan perubahan fisiologis. Pada anak laki-laki
cenderung mengalami peningkatan keterampilan gerak yang lebih besar
dibandingkan dengan anak perempuan , karena dalam beberapa hal laki-laki
kondisinya lebih menguntungkan. Laki-laki terus meningkat dalam kemampuan gerak
yang memerlukan kekuatan, kecepatan, kelincahan, dan daya tahan. Kemampuan
gerak secara umum pada perempuan tidak mengalami peningkatan lagi sesudah
mensturasi. Koordinasi gerak yang penting untuk perkembangan kemampuan gerak
pada laki-laki cenderung terus meningkat sdangkan perempuan tidak berkembang
lagi setelah usia 14 tahun. Kecenderungan pertumbuhan fisik kearah tipe tubuh
tertentu juga mengakibatkan makin bervariasinya kemampuan gerak pada setiap
individu. Setiap tipe tubuh memiliki kecenderungan tertentu dalam
kemungkinannya menguasai macam-macam gerakan yang berbeda-beda. Masa remaja
merupakan masa yang tepat untuk meningkatkan ukuran tubuh, kemampuan fisik dan
penyempurnaan keterampilan gerak.
2.
Keterampilan dewasa
Pada usia dewasa keterampilan dalam
hal tertentu masih dapat ditingkatkan namun keterampilan yang sudah dimilki
tetap diperlukan untuk mempertahankan kehidupan sehari-hari. Prestasi puncak
kebanyakan cabang olahraga bisa dicapai pada usia dewasa muda, namun prestasi
puncak maksimal hanya dapat dicapai apabila latihan teratur sudah mulai
dilakukan sejak usia anak-anak, dimana keterampilan gerak dasar sudah mulai
terbentuk. Latihan yang terprogram tersebut harus dilakukan secara cermat
sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan.
Keterampilan gerak maksimal yang
dicapai oleh setiap individu masih dapat dipertahankan untuk beberapa waktu.
Lamanya dapat mempertahankan keterampilan maksimal, berbeda-beda untuk tiap
individu. Faktor latihan yang teratur merupakan faktor yang sangat berpengaruh.
Melalui latihan yang teratur dan terprogram keterampilan maksimal yang telah
dimiliki dapat dipertahankan dalam waktu yang relatif lebih lama dibandingkan
dengan yang tidak atau kurang latihan.
13.
Tahapan Perkembangan Motorik
Anak
Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang
anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengn kematangan saraf
dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah merupakan
hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh
yang dikontrol oleh otak. Dan patut diingat, perkembangan setiap anak tidak
bisa ama, tergantung proses kematangan masing-masing anak.
Berikut tahapan-tahapan perkembangannya:
Usia 1-2 tahun
Motorik Kasar
|
Motorik Halus
|
•
merangkak
• berdiri dan berjalan beberapa langkah • berjalan cepat • cepat-cepat duduk agar tidak jatuh • merangkak di tangga • berdiri di kursi tanpa pegangan • menarik dan mendorong benda-benda berat • melempar bola |
•
mengambil benda kecil dengan ibu jari atau telunjuk
• membuka 2-3 halaman buku secara bersamaan • menyusun menara dari balok • memindahkan air dari gelas ke gelas lain • belajar memakai kaus kaki sendiri • menyalakan TV dan bermain remote • belajar mengupas pisang |
Usia 2-3 tahun
Motorik Kasar
|
Motorik Halus
|
•
melompat-lompat
• berjalan mundur dan jinjit • menendang bola • memanjat meja atau tempat tidur • naik tangga dan lompat di anak tangga terakhir • berdiri dengan 1 kaki |
• mencoret-coret
dengan 1 tangan
• menggambar garis tak beraturan • memegang pensil • belajar menggunting • mengancingkan baju • memakai baju sendiri |
Usia 3-4 tahun
Motorik Kasar
|
Motorik Halus
|
•
melompat dengan 1 kaki
• berjalan menyusuri papan • menangkap bola besar • mengendarai sepeda • berdiri dengan 1 kaki |
•
menggambar manusia
• mencuci tangan sendiri • membentuk benda dari plastisin • membuat garis lurus dan lingkaran cukup rapi |
Usia 4-5 tahun
Motorik Kasar
|
Motorik Halus
|
•
menuruni tangga dengan cepat
• seimbang saat berjalan mundur • melompati rintangan • melempar dan menangkap bola • melambungkan bola |
•
menggunting dengan cukup baik
• melipat amplop • membawa gelas tanpa menumpahkan isinya • memasikkan benang ke lubang besar |
14 . Prinsip-Prinsip Perkembangan Motorik
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik
sebagian kondisi yang mempengaruhi laju perkembangan motorik:
a.
Sifat dasar genetik, termasuk bentuk tubuh dan
kecerdasan
b.
Semakin aktif janin semakin
cepat perkembangan motorik anak
c.
Kondisi pralahir yang
menyenangkan terutama gizi mendorong perkembangan motorik yang lebih cepat pada
masa pascalahir.
d.
Kelahiran yang sukar apabila
ada kerusakan otak akan memperlambat perkembangan motorik
e.
Kesehatan dan gizi yang baik
pada awal kehidupan akan mempercepat perkembangan motorik
f.
Anak yang IQ tinggi
perkembangannya lebih cepat dibanding IQ normal atau di bawah normal
g.
Adanya rangsangan, dorongan dan
kesempatan untuk menggerakkan semua bagian tubuh akan mempercepat perkembangan
motorik
h.
Perlindungan yang berlebihan
akan melumpuhkan kesiapan berkembangnya kemampuan motorik
i.
Rangsangan dan dorongan dari
orang tua, kecenderungan anak yang lahir pertama lebih baik daripada anak yang
lahir kemudian
j.
Kelahiran sebelum waktunya biasanya
memperlambat perkembangan motorik
k.
Cacat fisik akan memperlambat
perkembangan motorik
l.
Perbedaan jenis kelamin, warna
kulit dan sosial ekonomi
2. Prinsip Perkembangan Motorik
a.
Perkembangan motorik bergantung
pada kematangan otot dan syaraf.
b.
Belajar keterampilan motorik
tidak terjadi sebelum anak matang.
c.
Perkembangan motorik mengikuti
pola yang diramalkan.
d.
Dimungkinkan menentukan norma
perkembangan motorik.
Perbedaan individu dalam laju
perkembangan motorik
15. Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perkembangan
Motorik Anak
- Kematangan Kemampuan anak melakukan gerakan motorik sangat ditentukan oleh kematangan syaraf yangmengatur gerakan tersebut. Pada waktu anak dilahirkan, syaraf-syaraf yang ada di pusat susunansyarat belum berkembang dan berfungsi sesuai dengan fungsinya, yaitu mengontrol gerakan-gerakanmotorik. Pada usia ± 5 tahun syaraf-syaraf ini sudah mencapai kematangan, dan menstimulasiberbagai kegiatan motorik. Otot-otot besar mengontrol gerakan motorik kasar, seperti berjalan,berlari, melompat dan berlutut, berkembang lebih cepat bila dibandingkan dengan otot-otot halusyang mengontrol kegiatan motorik halus, seperti menggunakan jari-jari tangan untuk menyusunpuzzel , memegang pensil atau gunting membentuk dengan plastisin atau tanah liat, dan sebagainya.
- Urutan Pada usia 5 tahun anak telah memiliki kemampuan motorik yang bersifat kompleks, yaitukemampuan untuk mengkoordinasikan gerakan motorik dengan seimbang seperti berlari sambi lmelompat, mengendarai sepeda.
- Latihan Beberapa kebutuhan anak usia dini yang berkaitan dengan pengembangan motoriknya perlu dilakukan latihan dengan bimbingan guru. Banyak latihan motorik kasar maupun motorik halus. Kebutuhan untuk bergerak dan kebutuhan untuk mengungkapkan perasaan terdapat pada tiapinsan sejak dilahirkan. Kedua kebutuhan tersebut dapat disalurkan dengan bermain, melalui prgorampelatihan gerakan bagi anak usia dini.
- Motivasi Motivasi yang datang dari dalam diri anak perlu didukung dengan motivasi yang datang dariluar. Misalnya, dengan memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan berbagai kegiatan gerakmotorik serta menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan anak.Pengaruh kesempatan dan kebebasan anak untuk bergerak pada usia muda mengandungimplikasi terhadap pentingnya perkembangan keterampilan gerak anak. Kurangnya kesadaran orangdewasa termasuk guru-guru akan hal ini mengakibatkan langsung terhadap berkurangnya keuntunganyang dapat diperoleh, terutama untuk mencegah pengaruh yang menghambat tumbuh-kembang anaksecara keseluruhan.d.
- Pengalaman Perkembangan gerakan merupakan dasar bagi perkembangan berikutnya. Latihan danpendidikan gerak pada anak usia dini lebih ditujukan bagi pengayaan gerak, pemberian pengalamanyang membangkitkan rasa senang dalam suasana riang gembira anak.
Peranan Perkembangan
Motorik Terhadap Faktor Psikologi Sosial Anak
- Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang.Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar danmenangkap bola atau memainkan alat-alat mainan.
- Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulanpertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempatke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjangperkembangan rasa percaya diri.
- Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Padausia prasekolah atau usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis,menggambar, melukis, dan baris-berbaris.
- Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapatbergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan)
16. Berbagai Pandangan Mengenai Perkembangan Motorik Anak
Fisik atau tubuh manusia merupakan
system organ yang komples dan sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk
pada periode prenatal (dalam kandungan). Kuhlen dan Thomshon. 1956 (Yusuf,
2002) mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek,
yaitu (1) system syaraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan
emosi; (2) otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan
motorik; (3) kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah
laku baru, seperti pada remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam
suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis; dan (4)
struktur fisik/tubuh yang meliputi tinggi, berat dan proposi.
Usia emas dalam perkembangan motorik
adalah middle childhood atau masa anak-anak, seperti yang diungkapkan Petterson
(1996). During middle childhood, the body and brain undergo important growth
changes, leading to better motor coordinator, greater strength and more
skilfull problem-solving. Health and nutrition play an important part in these
biological developments. Pada usia ini, kesehatan fisik anak mulai stabil. Anak
tidak mengalami sakit seperti uasia sebelumnya. Hal ini menyebabkan
perkembangan fisik jadi lebih maskimal dari pada usia sebelumnya. The period of
middle childhood, from age six to age twelve is, also remarkably free from
desease. The average child suffers fewer bouts of illness than during the years
before school entry, and the risk of death for a contemporary Australian or New
Zealand child is lower than at any earlier or later period during the life
span. (Petterson, 1996) Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan
perkembangan motorik anak. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan
tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan
spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik
kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar
atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan
sebagainya. Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot
halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan
untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan,
mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua
kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal. .
Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otak lah yang mensetir setiap gerakan yang dilakukan anak.Semakin matangnya perkembangan system syaraf otak yang mengatur otot m,emungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak. Perkembangan motorik anak dibagi menjadi dua:
Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otak lah yang mensetir setiap gerakan yang dilakukan anak.Semakin matangnya perkembangan system syaraf otak yang mengatur otot m,emungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak. Perkembangan motorik anak dibagi menjadi dua:
1. Keterampilan atau gerakan kasar
seperti berjalan, berlari, mmelompat, naik turun tangga.
2. Keterampilan motorik halus atau
keterampilan manipulasi seperti menulis, menggambar, memotong, melempar dan menagkap
bola serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan (Curtis,1998; Hurlock,
1957 dalam Yusuf 2002)
Perkembangan motorik berbeda dari setiap individu, ada orang yang perkembangan motoriknya sangat baik, seperti para atlit, ada juga yang tidak seperti orang yang memiliki keterbatasan fisik. Gender pun memiliki pengaruh dalam hal ini, sesuai dengan pendapat Sherman (1973) yang menyatakan bahwa anak perempuan pada usia middle childhood kelenturan fisiknya 5 %- 10 % lebih baik dari pada anak laki-laki, tapi kemampuan fisik atletis seperti lari, melompat dan melempar lebih tinggi pada anak laku-laki dari pada perempuan.
Perkembangan motorik berbeda dari setiap individu, ada orang yang perkembangan motoriknya sangat baik, seperti para atlit, ada juga yang tidak seperti orang yang memiliki keterbatasan fisik. Gender pun memiliki pengaruh dalam hal ini, sesuai dengan pendapat Sherman (1973) yang menyatakan bahwa anak perempuan pada usia middle childhood kelenturan fisiknya 5 %- 10 % lebih baik dari pada anak laki-laki, tapi kemampuan fisik atletis seperti lari, melompat dan melempar lebih tinggi pada anak laku-laki dari pada perempuan.
Perkembangan motorik
beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak,
Motor development comes about through the unfolding of a genetic plan or
maturation (Gesell, 1934 dalam Santrock, 2007). Anak usia 5 bulan tentu saja
tidak akan bisa langsung berjalan. Dengan kata lain, ada tahapan-tahapan umum
tertentu yang berproses sesuai dengan kematangan fisik anak.
Teori yang menjelaskan secara detai tentang sistematika motorik anak adalah Dynamic System Theory yang dikembangkan Thelen & whiteneyerr. Teori tersebut mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak harus mempersepsikan sesuatu di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut untuk bergerak. Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan anak. Misalnnya ketika anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam otaknnya bahwa dia ingin memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, yaitu bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil mendapatkan apa yang di tujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya.
“…….to develop motor skill, infants must perceive something in the environment that motivates them to act and use their perceptions to fine-tune their movement. Motor skills represent solutions to the infant’s goal.”
Teori tersebut pun menjelaskan bahwa ketika bayi di motivasi untuk melakukan sesuatu, mereka dapat menciptakan kemampuan motorik yang baru, kemampuan baru tersebut merupakan hasil dari banyak factor, yaitu perkembangan system syaraf, kemampuan fisik yang memungkinkannya untuk bergerak, keinginan anak yang memotivasinya untuk bergerak, dan lingkungan yang mendukung pemerolehan kemampuan motorik. Misalnya, anak akan mulai berjalan jika system syarafnya sudah matang, proposi kaki cukup kuat menopang tubuhnya dan anak sendiri ingin berjalan untuk mengambil mainannya. Selain berkaitan erat dengan fisik dan intelektual anak, kemampuan motorik pun berhubungan dengan aspek psikologis anak. Damon & Hart, 1982 (Petterson 1996) menyatakan bahwa kemampuan fisik berkaitan erat dengan self-image anak. Anak yang memiliki kemampuan fisik yang lebih baik di bidang olah raga akan menyebabkan dia dihargai teman-temannya. Hal tersebut juga seiring dengan hasil penelitian yang dilakukan Ellerman, 1980 (Peterson, 1996) bahwa kemampuan motorik yang baik berhubungan erat dengan self-esteem
Teori yang menjelaskan secara detai tentang sistematika motorik anak adalah Dynamic System Theory yang dikembangkan Thelen & whiteneyerr. Teori tersebut mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak harus mempersepsikan sesuatu di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut untuk bergerak. Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan anak. Misalnnya ketika anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam otaknnya bahwa dia ingin memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, yaitu bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil mendapatkan apa yang di tujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya.
“…….to develop motor skill, infants must perceive something in the environment that motivates them to act and use their perceptions to fine-tune their movement. Motor skills represent solutions to the infant’s goal.”
Teori tersebut pun menjelaskan bahwa ketika bayi di motivasi untuk melakukan sesuatu, mereka dapat menciptakan kemampuan motorik yang baru, kemampuan baru tersebut merupakan hasil dari banyak factor, yaitu perkembangan system syaraf, kemampuan fisik yang memungkinkannya untuk bergerak, keinginan anak yang memotivasinya untuk bergerak, dan lingkungan yang mendukung pemerolehan kemampuan motorik. Misalnya, anak akan mulai berjalan jika system syarafnya sudah matang, proposi kaki cukup kuat menopang tubuhnya dan anak sendiri ingin berjalan untuk mengambil mainannya. Selain berkaitan erat dengan fisik dan intelektual anak, kemampuan motorik pun berhubungan dengan aspek psikologis anak. Damon & Hart, 1982 (Petterson 1996) menyatakan bahwa kemampuan fisik berkaitan erat dengan self-image anak. Anak yang memiliki kemampuan fisik yang lebih baik di bidang olah raga akan menyebabkan dia dihargai teman-temannya. Hal tersebut juga seiring dengan hasil penelitian yang dilakukan Ellerman, 1980 (Peterson, 1996) bahwa kemampuan motorik yang baik berhubungan erat dengan self-esteem
Tidak ada komentar:
Posting Komentar